Pasta, salah satu makanan paling ikonik dari Italia, telah menyebar ke seluruh dunia dan menjadi hidangan favorit di berbagai negara. Namun, tidak semua orang tahu bahwa sejarah pasta cukup panjang dan penuh perdebatan. Banyak yang mengira pasta ditemukan di Italia, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa bentuk awal pasta telah ada di Tiongkok ribuan tahun yang lalu.
Awal Mula Pasta
Sejarawan kuliner memperkirakan bahwa pasta sudah dikonsumsi sejak zaman kuno. Di Tiongkok, arkeolog menemukan mie dari millet yang diperkirakan berasal dari 4.000 tahun yang lalu. Meski begitu, pasta dalam bentuk yang kita kenal saat ini lebih identik dengan Italia, terutama karena penggunaan semolina dari gandum durum dan bentuk kering yang dapat disimpan lama.
Banyak mitos menyebut bahwa Marco Polo membawa pasta dari Tiongkok ke Italia pada abad ke-13. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa pasta sudah dikonsumsi di Italia bahkan sebelum Marco Polo melakukan perjalanan. Suku Etruskan dan Romawi kuno telah mengenal makanan serupa pasta yang dimasak dan disajikan dengan saus sederhana.
Pasta di Italia
Di Italia, pasta berkembang menjadi bagian penting dari budaya dan kehidupan sehari-hari. Pasta menjadi simbol tradisi, keluarga, dan masakan rumahan. Jenis pasta di Italia sangat beragam lebih dari 300 bentuk dan ukuran dikenal di sana. Beberapa di antaranya adalah spaghetti, penne, fusilli, rigatoni, farfalle, dan lasagna. Masing-masing bentuk memiliki karakteristik unik dan cocok untuk saus tertentu.
Selain bentuk, cara penyajian juga berbeda di tiap wilayah. Di utara Italia, pasta disajikan dengan saus krim atau keju seperti Alfredo, sedangkan di selatan lebih dominan dengan saus berbahan dasar tomat, minyak zaitun, dan rempah.
Globalisasi Pasta
Masuknya pasta ke Amerika dan negara-negara lain dimulai lewat migrasi penduduk Italia pada abad ke-19 dan 20. Di Amerika Serikat, hidangan pasta mengalami modifikasi sesuai dengan selera lokal, salah satunya adalah spaghetti dengan bola daging (meatballs) yang kini menjadi hidangan khas Italia-Amerika.
Pasta juga mengalami adaptasi di negara Asia, termasuk Indonesia. Banyak restoran lokal menyajikan pasta dengan sentuhan rasa lokal seperti bumbu rendang, sambal matah, dan bumbu kecap. Hal ini menunjukkan betapa fleksibelnya pasta dalam menyesuaikan budaya dan selera masyarakat.
Nilai Gizi dan Tren Kesehatan
Pasta sering kali dianggap makanan berat atau tidak sehat, terutama bila disajikan dengan krim atau keju berlebih. Namun, sebenarnya pasta merupakan sumber karbohidrat kompleks yang baik, terutama jika menggunakan gandum utuh (whole grain). Pasta juga rendah lemak dan natrium jika dimasak dengan benar dan tidak berlebihan dalam penggunaan saus tinggi kalori.
Tren gaya hidup sehat turut mendorong munculnya berbagai varian pasta seperti pasta bebas gluten, pasta dari kacang-kacangan, bahkan pasta dari sayur-sayuran seperti bayam dan wortel. Ini menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang sadar gizi atau memiliki alergi tertentu.
Kesimpulan
Pasta bukan hanya makanan; ia adalah simbol dari perjalanan budaya dan sejarah yang panjang. Dari warisan Mediterania hingga adaptasi global, pasta telah melewati banyak transformasi. Tak peduli apakah disajikan dengan saus tomat klasik Italia atau sambal pedas ala Nusantara, pasta tetap menjadi makanan yang dicintai banyak orang karena fleksibilitas, cita rasa, dan kemudahannya diolah.